Showing posts with label Beauty Talks. Show all posts
Showing posts with label Beauty Talks. Show all posts

Beauty Talks | Kolagen dalam Kosmetik Kita

Aassalamualaikum, Manteman... :D

Kolagen dalam kosmetik sudah lama kita kenal. Kolagen pun termasuk dalam jajaran bahan-bahan kosmetik yang harus diwaspadai kehalalannya. Kalau ditanya, apa fungsinya, pasti banyak yang jawab gini:

"Buat anti aging, yah?"

"Ngurangin keriput."

"Menyamarkan kerut halus"


Jawaban di atas kurang lebih menggambarkan kalau brainwash yang dilakukan oleh industri kecantikan memasarkan produk anti-aging sudah berhasil. Nah, lo.

Jadi, jawaban yang betul apa? Lalu kolagen seperti apa yang halal digunakan untuk seoarang Muslim? Ikutin deh obrolan di bawah ini. Oke ^^

KOLAGEN
Sebelum ngomongin kolagen dalam kosmetik, kita harus tahu dulu gimana sih rupa kolagen yang ada di dalam tubuh manusia.

Kolagen adalah semacam protein yang ada di dalam tubuh manusia yang fungsinya menyokong jaringan ikat dan tulang.

Saat kita mulai menua, kolagen mulai menurun produksinya, selain itu elastisitas dari kolagenpun mulai menurun. Maka dari itu, saat memasuki usia aging, ada gurat yang lambat kembali saat wajah kita marah atau tersenyum. Lama-kelamaan gurat tersebut akan semakin dalam dan menetap seiring bertambah tuanya usia kita. Tidak hanya pada kulit, kolagen di seluruh tubuh pun mengalami hal yang sama.

KOLAGEN DALAM KOSMETIK
Di skincare dan beberapa produk makeup wajah, sering kita temukan kolagen dalam daftar bahan-bahan. Sebutannya bisa bermacam-macam seperti:
  1. Hydrillized Collagen
  2. Phyto Collagen
  3. Collagen
  4. Asam Amino, bla...
  5. Peptide, bla... 
Sumbernya bisa berasal dari protein kolagen sapi, babi, ikan dan tumbuhan.

Biasanya produsen yang memasukan bahan kolagen, akan memberi penekanan pada istilah 'aging', wrinkle, fine lines, dan istilah penuaan lain yang membuat banyak wanita yang sudah merasa dirinya kisut berlomba membeli krim berkolagen tadi.

Padahal kalau kita baca lagi bagaimana karakteristik kolagen, sebenarnya molekul kolagen tidak akan mampu menembus kulit sampai ke dermis. Molekul kolagen itu besar lho, jadi bagaimana bisa berfungsi sebagai penambah jumlah kolagen kulit, kalau kolagennya sendiri tidak bisa masuk?


Jadi, kolagen yang ada di kosmetik kita itu gak ada fungsinya dong?

Kolagen dalam krim kita gak akan mubazir kok keberadaannya. Karena, fungsi utama kolagen yang dioles di atas kulit adalah menjaga kelembaban.

Udah? Terus?

Iya, udah segitu saja. Kalau di kemasannya dikatakan bisa menambah jumlah atau memperbaiki struktur kolagen, jangan dipercaya. Kalau dikatakan untuk menahan hidrasi, baru tepat, apalagi kulit-kulit yang menua memang cenderung kering dan butuh hidrasi lebih lama. Jadi, kolagen dalam krim antiaging tetap ada 'manfaat'nya.

Kalau kollagennya dimakan aja, gimana?

Kolagen yang berbentuk suplemen makanan, bisa berasal dari hewan yang sudah disebutkan tadi. Untuk kolagen ikan, konon lebih mudah dicerna dan diserap tubuh ketimbang suplemen kolagen yang berasal dari babi dan sapi.

Sayangnya, belum ada bukti-bukti ilmiah yang mendukung kalau suplemen kolagen bisa mengimprovisasi kulit yang sudah mengendur. Kalaupun ada efeknya, tetap saja akan ada kolagen yang terdegradasi oleh sistem pencernaan kita.

Daripada membuang waktu mengoles krim berkolagen, alih-alih ingin mengurangi kerutan, lebih baik lakukan hal-hal yang dapat menstimulasi pertumbuhan jaringan kolagen itu sendiri, seperti:
Konsumsi tinggi vitamin C
Melakukan dermal filler

Kalau belum berkerut-kerut, lebih baik cegah penuaan dini dengan:
Asupan vitamin C teratur
Perlindungan sinar matahari. Selain bisa mencetuskan sun-spot, radiasi UV bisa merusak struktur kolagen juga, lho... Ujung-ujungnya bisa timbul photoaging.
Mengencangkan otot-otot sekitar wajah


HALAL COLLAGEN
Pakai kosmetik berkolagen? Boleh aja. Tapi, untuk kita yang Muslim, kolagen dalam kosmetik masuk sebagai salah satu bahan kosmetik 'syubhat' alias meragukan, jadi harus hati-hati dalam memilihnya.

Seperti yang sudah dijelaskan, kolagen dalam kosmetik bisa didapatkan dari hewan dan tumbuhan. Statusnya akan menjadi haram bila kolagen tersebut berasal dari babi, sapi-domba yang tidak sesuai syariat penyembelihannya (non-zabiha). Kalau berasal dari tumbuhan, ikan dan sapi yang zabiha, tentunya halal digunakan.

Lebih amannya, selalu pakai kosmetik berkolagen yang sudah mendapat sertifikasi halal. Minimal, kita pilih kosmetik yang ramah hewan sebagai alternatifnya bila yang berlabel halal tidak kita temui. 

Apalagi kolagen dalam bentuk suplemen, harus lebih berhati-hati lagi. Suplemen kolagen ada kok yang sudah mendapat sertifikasi halal, misalnya Kinohimitsu Drink. Ada yang udah coba? Aku belum pernah sih, tapi jadi pengen nyoba, deh #ngaca #hitungkerutan


REFERENSI
http://www.medicalnewstoday.com/articles/262881.php
http://www.medicalnewstoday.com/releases/63442.php
http://www.ama-assn.org/
http://health.howstuffworks.com/skin-care/beauty/anti-aging/eating-collagen1.htm

Beauty Talk | Apa itu PAO? Kenapa Usia Maskara Sangatlah Pendek?

Ada yang tahu PAO?

PAO itu singkatan dari period after opening. Istilah yang agak asing didengar, tetapi pasti tidak seasing gambar di bawah ini:



Nah, sering kan lihat simbol seperti di atas? Itulah PAO, period after opening, alias batas waktu penggunaan suatu produk kosmetik setelah kemasannya dibuka untuk pertama kali. 

Beauty Talk | Kenali Jenis Kulitmu


Setiap orang dilahirkan dengan satu macam tipe kulit, bisa normal, kering, berminyak, atau kombinasi. Kadang tipe kulit tersebut bisa berubah jenis menjadi kulit sensitif. Masing-masing memiliki ciri yang berbeda dan membutuhkan perawatan yang tidak sama.

Tipe kulit manusia ditentukan oleh genetik, jadi tidak mungkin orang yang terlahir dengan kulit berminyak berusaha merubahnya menjadi tipe kulit yang normal.  Tidak ada yang bisa membuat jenis kulit kita berubah. Kalaupun ada semacam cara, itu hanya mengurangi dan tidak selamanya.

Hand & Nail Care | Obrolan dan Review 8 Hand Cream Yang Pernah Kucoba

Assalamualaikum, Hai Semuanya! ^^ Kalau dalam Islam, wanita adalah keindahan yang terbentang dari ujung rambut hingga kakinya. Namun, saat memasuki masa aqil baligh, hanya ada dua perhiasan saja yang boleh terlihat oleh non-mahram, yaitu wajah dan tangan (yang meliputi punggung dan telapaknya). Kalau begitu, sudah sepantasnya keindahan tangan harus dirawat seperti halnya kulit wajah.

Tapi sayangnya, kita seringnya lebih terfokus merawat area kulit yang lain. Jadi, tidak heran kalau kulit tangan sering terlihat kurang terawat dibandingkan wajah dan anggota tubuh lainnya.
Review Hand Cream

Info Halal | BPOM Kembali Razia Ribuan Kosmetik Ilegal Berbahaya 2013 (Dan Opiniku)


Assalamualaikum! qonitas ^^ 
Hay, hay... tahu kan kalau hari ini (Senin 21/10), BPOM kembali melaporkan lagi ribuan KOSMETIK ILEGAL BERBAHAYA? Aku udah lihat berita tadi siang waktu jam istirahat, tapi pas buka internet kayaknya belum ada, nah pas aku cari sekarang baru ada deh. Nah ini beritanya:

Skin Care | Review Sunscreen Halal Kesukaanku (plus obrolan serba-serbi krim tabir surya)

Assalamualaikum, Qonitas :D

"Mau review sunscreen ya, Mom?"
"Iyah"
"Mana sunscreen? Gak ada yang tulisannya sunscreen!"
http://cantiknyaqonita.blogspot.com/2013/10/review-sunscreen-halal-kesukaanku-plus.html
Menurutku, yang namanya sunscreen, sunblock, suncare, moisturizing UV cream, UV cream, UV filter, UV tint, UV moisturizer, UV gel, sun protector krim, sampai pelembab yang udah ada SPFnya, itu sama saja. Masuk ke dalam kategori 'krim pelindung radiasi sinar ultra violet'. Tapi, aku gampangnya nyebut sunscreen, hehe. 
Tapi, katanya ada perbedaan ya antara sunscreen dan sunblock?
Kalau kita google 'sunblock-sunscreen', kita bakalan lihat yang namanya perdebatan yang tiada habisnya. Dan tulisan yang membahas perbedaan mereka berdua banyak juga, terutama situs-situs luar. Wedeh, rame deh. Bahkan sampe ada yang ngaco, katanya sunscreen itu buat muka, kalau sunblock buat body.*tepokjidat

Dulu, aku juga pernah nulis perbedaan sunblock dan suncreen (di blog lama), tapi kayaknya udah out of date. Soalnya, jaman sekarang perbedaan antara mereka berdua itu jadi kabur. Dulu banget, emang mereka dibedain. Perbedaan yang paling dasar itu ada pada zat yang gunakan sebagai penangkal UV nya. Kalau sunscreen biasanya chemical based, kalau sunblock physical. Tapi, di jaman ayeuna mah, teu aya bedana mana sunscreen jeung mana sanblok. Apalagi, krim tabir surya sekarang lebih sering menggabungkan antara bahan chemical dan phisical (disebut hybrid). 

Nah, daripada debat kusir, mendingan dipake aja, dan rasakan manfaatnya. Oke? *okeeeeeee!

Kalau aku, lebih baik gak keluar rumah sekalian, daripada tanpa sunscreen. Dan silahkan hapuskan semua kosmetik di dunia ini asal jangan lenyapkan 3 hal yang penting buat kulitku: Sunscreen, toner, dan bedak. Haha, becanda.

Di jaman informasi serba canggih dan lengkap gini, udah pada tahu kan ya, kalau sunscreen itu fungsinya ruarrr biaza! Dari menangkal pengaruh buruk sinar UV sampai mencegah penuaan dini pada kulit. Bisa dianggap jantungnya skinker, deh. Aku masih bisa survive tanpa pencuci muka (lebay), tapi enggak bisa kalau gak pake sunscreen ke luar rumah. Kalau cuci muka, sebenarnya pakai air hangat sama washlap aja bisa bersih (kecuali buat bersihin mekap tuebbel kali ya? :D).

Apalagi kulitku ini, termasuk kulit yang lumayan cepat sunburn. Tapi, kalau exporsure-nya terus-terusan, kalau sesekali ya enggak. Soalnya dulu waktu masih kecil, kulitku sering kena luka bakar matahari. Tapi parah-parahnya pas jaman SMP, kulitku sampai terkelupas-kelupas (gara-gara suka basket & renang siang bolong). Karena separah itu, akhirnya ke dokter, trus dikasih krim yang harus dipakai sebelum sekolah, dulu aku nyebutnya 'krim matahari'. Dan kalau habis minta diresepin lagi dan lagi, sampai akhirnya tahu kalau ada sunscren yang dijual bebas di drugstore. Pertama beli merek Nivea, tube warna biru, teksturnya kentel banget kaya sunscreen yang diresepin dokter. Tapi makin ke sini yang namanya sunscreen teksturnya udah mulai enak.

Sebelum pakai Wardah sama Ristra, aku pakai  merek lain (merek X). Merek X bagus, teksturnya enak variannya lengkap, tapi mengandung  hydrolyzed collagen (HC). HC itu gak berbahaya kok, relatif aman, tapi karena sekarang aku memprioritaskan kosmetik halal atau animal free, jadinya aku menghindari HC. http://cantiknyaqonita.blogspot.com/2013/10/review-sunscreen-halal-kesukaanku-plus.html

Hydrolized collagen itu hampir bisa dipastikan berasal dari hewan. Biasanya berasal dari babi, ikan, kuda, dll. Jadi statusnya syubhat, alias meragukan. Bisa halal, bisa juga haram kalau berasal dari babi atau hewan halal yang sembelihannya tidak mengikuti kaidah syari.

Berarti semua kolagen yang ada di kosmetik itu meragukan ya? 

Enggak semua kolagen meragukan, misalnya kalau kolagennya berasal dari tumbuhan laut (phyto-collagen), atau kosmetik berkolagen yang sudah mendapat sertifikat halal dari MUI. 

ACNE PERFECTING MOISTURIZER GEL PLUS SPF 18
sunscreen Wardah dari Acne Series


Tau gak, tadinya aku gak sengaja beli ini. Niatnya, mau beli Wardah Pore Tightener Toner, eh malah kebeli moisturizer nya (habis, dus kemasannya mirip-mirip :D). Akhirnya, sempet gak kepake tuh (dianggurin), soalnya males coba-coba lagi untuk tahu cocok apa enggaknya. 

Waktu sunscreen yang biasa kupakai bener-bener habis, akhirnya aku coba aja pakai ini. Eh, ternyata enak dipake ya? Pas dipake adem dan gak lengket. Dipake seharian di muka pun gak bikin kulit kusam atau efek-efek negatif lainnya. Karena mengandung zat antiseptik, hitung-hitung mencegah jerawat nongol di kulit. Dan sekarang udah mau habis kupakai, dan COCOK. Pokoknya, sunscreen yang cocok di kulitku itu harus:
  • Teksturnya enak dipake
  • Proteksinya bagus (sesuai dengan SPF yang diberikan)
  • Gak bikin out break di kulit
  • Bisa dibeli bebas di tanggal tua sekalipun, wkwk.
Karena  ini moisturizer ber-SPF, jadi kalau udah pakai ini aku gak usah pakai moisturizer lagi. Selain sudah cukup lembab di kulitku, aku males deh harus ngolesin berlapis-lapis produk kalau gak perlu-perlu banget. Sebenarnya, dalam merawat kulit gak ada aturan yang terlalu baku, misalnya wajib pakai moisturizer. Intinya dengar saja kebutuhan kulit kita masing-masing. Kalau kulitnya memang butuh hidarasi lebih, pakailah pelembab. Kalau kulit udah bagus kelembabannya, ya gak wajib pakai. Kalau parno kering, meski kulit gak kering, ya boleh saja pakai demi kedamaian hati dan jiwa, hehe. Suka-suka, deh. Tapi untukku sendiri, kalau gak butuh ya gak pake :)

Ini kan bentuknya gel, tapi kok gak bening? Gel bukannya kaya jeli-jeli gitu ya?

Kita terkadang bingung kan dengan produk kosmetik yang katanya 'gel' tapi gak berbentuk gel seperti yang ada di pikiran kita? Padahal gel itu gak selamanya bening atau mirip jeli. Kalau dikasih warna yang pekat, ya warnanya gak bening lagi. Atau kalau komposisi airnya lebih banyak (atau pakai gelling agent yang gak kentel), teksturnya bisa saja cair

Disebut gel, karena ditambahkannya gelling agent (bahan pembentuk gel) di dalam campuran kosmetik. Gelling agent itu sejenis koloidal yang menyatukan antara zat padat dengan cair, untuk memberi benefit yang tidak dimiliki oleh bentuk lain seperti cream, emulsi, dll. Keuntungan kosmetik berbentuk gel, misalnya: 
  • Hemat. Dengan sedikit produk yang diaplikasikan, bisa mencukupi kebutuhan, bila dibandingkan dengan bentuk lainnya (misalnya lotion, cream). Karena sifat gel itu: memiliki luas permukaan yang lebar
  • Sejuk. Karena gel dikenal sebagai isolator panas yang cukup baik.

Kekurangan gel: Gel itu cenderung lengket teksturnya. Jadi kalau ada yang tanya, kok pakai kosmetik berbentuk gel lengket sih? Ya, emang gel itu lengket. Tapi, lengket itu bukan berarti berminyak, lho. Bisa lah dibedain mana tekstur yang berminyak dengan lengket.

Kalau Wardah ini, gak terlalu lengket, mungkin karena menambahkan beberapa sejenis silikon di dalam kandungannya, jadi efek lengketnya gak terlalu berasa saat dioles.

Untuk lebih jelasnya, gambar di bawah ini menunjukan komposisi lengkapnya:


Kalau dari komposisinya, ada beberapa zat aktif dalam sunscreen ini:
  • Etilheksil metoksinamat (chemical, anti UVB)
  • Witch Hazel exct (anti-irritant, pore tightener_)
  • Panthenol (anti-irritant, calming)
  • Aloe Vera exct. (calming)
  • Triclosan (antiseptik)
  • Tokoferil asetat (vitamin E, antioksidan)
  • Titanium Dioxide (physical, anti UVA-UVB)
http://cantiknyaqonita.blogspot.com/2013/10/review-sunscreen-halal-kesukaanku-plus.html
RISTRA SUNCARE SPF 17

Kalau ini aku pakai udah cukup lama. Selain halal, aku suka sama finishingnya yang rada matte di kulit. Ya, lagi-lagi, fungsi silikon berperan di sini agar teksturnya menjadi tidak lengket.

Karena memang tidak include pelembab, jadi kalau kulitku lagi butuh hidrasi lebih, aku oleskan moisturizer sebelum pakai Ristra Suncare ini.

Yang disayangkan, produk ini relatif mahal untuk ukuran produk lokal. Ukuran kecil begini sekitar 30-40 ribuan kalau gak salah (lupa). Lebih baik beli ukuran besarnya, kalau dihitung-hitung kayaknya lebih murah. Tapi, yang gede tuh makan tempat!


Kalau dilihat dari komposisinya, zat aktifnya gak terlalu banyak, hanya:
  • Oktil metoksinamat (anti UVB)
  • Titanium Dioxide (Anti UVB-UVA)

KENAPA AKU TIDAK MEMILIH KEKUATAN SPF LEBIH TINGGI?

Kalau ngeh sama review ku kali ini, semua produk sunscreen yang suka kupakai berkekuatan medium. Kenapa gak pakai SPF yang lebih tinggi?

Sebelumnya, kita harus tahu SPF dalam sunscreen adalah perlindungan utama terhadap UVB (penyebab luka bakar pada kulit bila terekspos dalam jangka waktu tertentu). Menurut British Association of Dermatologist ada empat kategori tabir surya berdasarkan SPFnya:
  1. low protection (SPF 6-14)
  2. medium protection (SPF 15-29)
  3. high protection (SPF 30-50)
  4. very high protection (SPF 50>)
Nah, yang tadi direview ada yang SPF nya 18 (Wardah) dan SPF 17 (Ristra). Keduanya masuk dalam kategori medium protection terhadap UVB. Sekilas memang sepertinya sih remeh ya, kalau SPF nya cuma belasan gitu. Tapi, memang itulah SPF yang cocok untukku. Buat apa pakai yang lebih kalau memang cocoknya segitu? http://cantiknyaqonita.blogspot.com/2013/10/review-sunscreen-halal-kesukaanku-plus.html
ada alasan yang lebih jelas kenapa cocok2 saja dengan SPF medium?
  1. Aktifitas keseharianku (weekdays) lebih banyak indoor, keluar rumah gak ketemu matahari, pulang ke rumah udah senja, hehe (tapi tetep re-apply sesudah wudhu shalat zuhur).
  2. Semakin tinggi SPF, resiko pori tersumbat semakin besar juga terutama untuk pemilik kulit acne prone sepertiku, paling mentok SPF 30.
  3. Udah pakai bedak yang SPFnya lumayan (20+)
  4. SPF segitu udah cukup, gak membuat kulitku memerah (burn) atau menggelap (tanned)
Tapi, bukan berarti gak punya sunscreen yang high protection. Tetep punya, biasanya pakai yang SPF 30an dengan PA ++ untuk perlindungan UVA yang lebih ekstra, tapi dipakai saat diperlukan, misalnya mau jalan-jalan ke pantai, dufan, renang outdoor, pergi siang-siang, pokoknya yang panas-panasannya lebih puoll... :D  

Btw, berarti kalau sunscreen yang gak tertulis PA, gak ada perlindungan untuk UVA nya dong...?

Ya, enggak juga, selama memuat tabir surya yang broad-spectrum, misalnya Titanium Dioxide (TiO2) dan Zinc Oxide (ZnO2). Broad spectrum sunscreen itu, krim tabir surya yang bisa melindungi UVA-UVB sekaligus. Nah, dua zat yang tadi disebutkan, selain bisa menjadi penentu jumlah SPF di suatu sunscreen, mereka bisa melindungi kulit dari UVA juga. Yah, sesekali coba tengok komposisi sunscreen yang kita pakai.

Itu aja deh, review dan obrolan ringan mengenai sunscreen. Sebenarnya ada banyak sih, yang mau aku tulis lebih dalam mengenai tabir surya. Tapi entar-entar deh, pengennya khusus di postingan tersendiri, gak campur sari kaya gini, hehe. 

Wassalam
Love~
http://cantiknyaqonita.blogspot.com/2013/10/review-sunscreen-halal-kesukaanku-plus.html

Benarkah JILBAB Biang Kerok Kerontokan Rambut?

Benarkah JILBAB Biang Kerok Kerontokan Rambut? - Assalamulaikum qonitas. Hai, ketemu lagi. Tadinya, tulisan ini nyambung sama pos sebelumnya perawatan rambut rutin. Tapi karena kayaknya terlalu panjang, kubagi dua aja deh. Jadi labil gini, ya? Hehe.

Dibawah ini, pertanyaan yang paling sering diajukan mengenai problem rambut. Rata2 yang nanya berjilbab, tapi ada juga yang enggak. Kebanyakan memang tentang rambut rontok dan ketombe. Ada juga yg curhat masalah psoriasis-nya, tapi gak akan ku bahas lebih dalam, karena emang cuma satu orang yg tanya.

So, jadi sekarang aku mau coba ya menjelaskan masalah kerontokan rambut dan korelasinya dengan kepala yang tertutup (berjilbab, wig, topi, dll)

RAMBUT RONTOK


Banyak yang nanya sama aku gini, "Rambutnya kalau berhijab rontok ga?"
Alhamdulillah, aku gak pernah punya masalah serius dengan rambut rontok. Seumur hidup, rambutku rontok parah hanya saat setelah melahirkan dan berangsur-angsur membaik tanpa perawatan ekstra.

Kalau ditanya kok bisa rambutnya gak rontokan, aku juga gak kurang paham. Apa mungkin karena bertahun-tahun pakai shampoo non-sulfat, jadi rambutku jarang rontok berlebih dari akar? Atau karena udah saking lamanya rambut ini ditutup, jadi terbiasa? *yekalee. .

Kalau rontok saat di sisir? Ada, paling satu-dua. Sehari mungkn tidak lebih dari 20 helai.

Normalnya, rambut hanya boleh rontok sebanyak 80-100 helai dalam sehari. Boong tuh, iklan yang bilang kalau rambut rontok saat disisir itu tidak normal. Gimana pun juga yang namanya rambut punya siklus hidup, kalau memang saatnya mati, ya gugur (meski dirawat seperfect apapun!) Yang gak normal, kalau rontok berlebih, sampai-sampai kita ngerasa kalau rambut semakin tipis dan garis jalur rambut kita semakin melebar. Apa tuh, garis jalur rambut? Coba lihat gambar di bawah ini:

Siklus satu batang rambut kita itu 4-5 tahunan, ada juga yang bilang 2-6 tahunan (yah, ambil tengahnya deh, 5 tahun). Maksudnya, secara normal satu helai rambut kita bisa bertahan di akarnya sampai sekitar tahun ke-5, setelah itu rontok dan tumbuh rambut baru. Dan pertumbuhan terbagi 3 fase: anagen, katagen, telogen.

Gak semua rambut serentak mengalami satu fase, lho. Beda-beda fasenya, makanya rambut itu ada yang tumbuh, ada yang gugur. Lengkapnya, lihat gambar di atas deh. Intinya, kalau lihat rambut kita rontok, jangan parno dulu selama gak berlebihan.

Pakai Jilbab = Rambut Rontok?

Ngomongin masalah rambut rontok, sebenarnya  rambut rontok itu bisa di derita siapa saja, tidak selalu identik dengan rambut yang berhijab. Aku malah menganggap itu mitos, karena rambutku yang udah sekian lama tertutup hijab mematahkan pernyataan tersebut.

Banyak ahli kerontokan rambut di luar sana menyatakan, bahwa wig/topi/helm/sejenisnya (seperti hijab) bukanlah penyebab kerontokan rambut. Apa yg menjadi anggapan banyak orang selama ini memang cuma mitos, bahkan meski rambut kita tertutup selama 24 jam lamanya. Jadi, rambut yang tertutup bukan biang kerok kerontokan.

Fakta lapangan, jutaan mereka yang tidak berhijab, menderita kerontokan rambut yang parah. Contoh nyata, ya adikku. Sebelum dia pakai hijab, orangnya emang udah rempong sama urusan rambut rontok. Mungkin itu lah yang membuat dia menunda berhijab, karena khawatir rambutnya semakin rontok. Padahal, secara teori, hampir gak ada korelasinya antara berhijab = rambut rontok. Sebab, kekuatan akar rambut lebih sering dikaitkan dengan:
  1. Kondisi hormon yang seimbang. Kalau hormon kalian sedang kacau akar rambut biasanya melemah. Misalnya pasca melahirkan, menyusui, KB hormonal, stress dan PCOS (gugel sendiri deh)
  2. Nutrisi yang cukup. Diet ketat itu bisa menyebabkan kerontokan, ya. Atau kita tetap tetap makan, tapi nutrisinya tidak seimbang, terutama kekurangan zat2 pembangun seperti Protein. Kekurangan mineral seperti zat besi bisa memicu kerontokan rambut juga. 
  3. Kandungan kimia yang ada di dalam shampo (Sulfat, pengawet, dll)
  4. Kondisi kesehatan umum. Demam tinggi, penyakit tiroid, bisa membuat rambut berguguran juga.
So hijabers yg rontok rambut, percayalah, yang tidak berhijab pun buanyak yang rambutnya rontok. Jadi, sebelum mengambing-hitamkan jilbab kalian, cek beberapa kemungkinan di atas tadi.

2.KETOMBE

Kalau ada yang bertanya apakah aku berketombe? Terkadang, biasanya kalau >3 hari belum cuci rambut *hoek. Tapi tidak parah sampai berjatuhan ketombe seperti salju atau sampai butuh sampo antiketombe. Kalau aku rutin keramas, gatal dan ketombe bubar sendiri tanpa disuruh :P

Nah, kalau ketombe, memang banyak diderita dengan orang dengan tingkat kelembaban kepala yang tinggi, terutama mereka yang kepalanya tertutup seperti yg berhijab, berhelm, bertopi, ataupun mereka yang berkerja di ruangan yang pengap/kurang sirkulasi (misalnya yang berkerja seharian di dapur). Biasanya, ketombe itu disebabkan oleh JAMUR atau ragi dari si jamur. Nah, yang namanya jamur bakalan tumbuh subur kalau tingkat kelembabannya tinggi atau saat kondisi umum seseorang sedang turun. Selain itu ketombe bisa dicetuskan oleh kondisi seperti di bawah ini:
  1. Kulit kepala berminyak. Orang yang kulit kepalanya berminyak, tingkat kelembaban rambutnya cenderung lebih tinggi, sehingga bisa mengundang jamur dan ragi tumbuh subur.
  2. Kulit kepala kering. Kulit kepala yang terlalu kering akan menyebabkan gatal dan sel-sel kulit mati mengelupas. Sel kulit yang mengelupas inilah kadang bisa juga disebut ketombe.
  3. Kondisi kesehatan kulit. Kalian yang eczema prone atau yang memiliki psoriasis, memang cenderung menderita ketombe. So, kenali alergen yang membuat eksim dan psroriasis-mu kambuh. 
  4. Produk perawatan rambut yang tidak cocok.
  5. Kurang nutrisi tertentu. Sperti Zinc dan vitamin B kompleks yang berperan dalam kesehatan kulit.
Buat yang ketombenya bandel, bisa pakai shampoo yang mengandung Z.Pt atau Selenium. Kalau udah parah banget, mending ke dokter kulit aja, biasanya dikasih shampo yang ada ketoconazole-nya. Dan kalau ke dokter, bisa ditelisik lebih lanjut, apakah itu ketombe atau salau satu gejala psoriasis. Banyak, lho orang yang gak ngeh dia itu punya psoriasis, tahunya cuma sering berketombe di kepala. Setelah diperiksa, ternyata bukan ketombe biasa. 

*****
BONUS: TIPS KHUSUS HIJABER

Btw, 'hijaber' disini jangan kalian bayangin kaya yang di hijaber community semua ya, haha. Ini berlaku siapa saja yang mengekerudungi rambutnya, tanpa melihat cara yang dianut (instan, lilit, lebar, cadaran, simple, heboh, apalah..).

Hijabers, yuk dirawat rambutnya baik-baik. Jangan mentang-mentang tertutup, jadi ogah dan gak peduli sama rambutnya. Kalau rambut kita bersih dan terawat (apalagi wangi), pasti ada aura kecantikan EXTRA yang terpancar dari wajah kalian yang terbungkus hijab.

Sekarang aku mau kasih beberapa tips untuk para hijabers, yuk disimak:
  • Keramas sesuai kebutuhan. Seperti yang pernah kutulis di pos tentang Hair Care [click], frekuensi keramas itu bisa beda-beda tiap orang tergantung kondisi. Tapi, kalau udah saatnya keramas, jangan ditunda. Jujur, kalau liburan aku emang males keramas. Sering nunggu lepek dulu, baru cuci, haha, *huek (sebenenarnya aku beneran mual liat rambut lepek, euh). Tapi, gitu2 aku paling ANTI pakai kerudung saat rambut dalam kondisi lepek dan bau. Gak deh, meski pakai kerudung bersih, pakai parfum, yang namanya rambut kotor nan bau gak bisa disembunyikan. Pernah gak sih kalian ketemu hijabers yang aroma tak sedap dari rambutnya tercium? Sebaliknya, kalau rambut bersih sama wangi, ditutup kerudung pun akan tercium wanginya. Kok tahu? Soalnya, suamiku sering bilang kepalaku wangi. Padahal aku lagi pake kerudung waktu itu. Asiiiikkk...
  • Jangan pakai jilbab disaat rambut setengah kering, apalagi masih basah. Bisa lembab banget! Mengundang ketombe, ya!
  • Sepulang beraktifitas, langsung lepas hijab dan lepaskan ikatan rambutnya. Kalau aku punya kebiasaan, setelah melepas jilbab, rambut langsung kusisir terbalik (sisirnya dari arah belakang-ke depan, kepala nunduk), biar mengembang. Kemudian biarkan tergerai, 
  • Saat lepas hijab, rambut jangan terlalu sering diikat. Kalau mau diikat, pakai butterfly clip aja (itu lho, jepitan rambut yang kayak kupu-kupu gitu). Jepitan jenis itu gak terlalu ngasih pressure ke rambut kita, dibandingkat ikat rambut biasa.
  • Ganti inner/dalaman kerudung 2 hari sekali! Masalah inner itu sering disepelekan. Ganti ya dalemannya 2 hari sekali (kalau alktifitasnya padat, kulit kepala sering berkeringat atau berminyak banget, harus setiap hari ganti). Kalau gak sempet, sejorok-joroknya 3 hari sekali deh! Aku tekankan ini karena  masih sering nemu hijabers yang kurang sadar kebersihan kepala, hiks. Emang semahal apa sih  inner? Yang 15 rebuan juga ada. Kalau emang cuma bisa beli 2-3 inner, asalkan rajin dicuci pun bisa selalu pakai inner yg bersih setiap harinya. Lebih miris, kalau punya banyak hijab yang bagus-bagus, tapi inner cuma punya 2-3 biji, ganti 3 hari sekali, bahkan sampe seminggu gak ganti-ganti. Kalau begitu, mau keramas serajin apapun tetep aja gak bisa ngusir kuman dan jamur di inner yg kotor. Percaya gak percaya, ada aja deh penomena jorse begitu di sekeliling kita.
  • Cuci mukena 5-7 hari sekali. Jangan nunggu haid, baru cuci. So, milikilah mukena minimal 2 pasang. Karena, bagian yang paling cepat kotor dari mukena adalah bagian kepala. Setuju??? 
Wa Allahu Alam.
Love, Momzhak